loading PT. Mahira Buana Karya

Ruang ICU

Ruang ICU (Intensive Care Unit) merupakan area yang sangat penting di rumah sakit, di mana pasien yang membutuhkan perawatan intensif ditempatkan. Karena fungsinya yang vital, ruang ICU harus memenuhi beberapa spesifikasi teknis, baik dari segi material bangunan (termasuk sandwich panel) maupun sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan pasien serta tenaga medis.

Kebutuhan terhadap Sandwich Panel

Sandwich panel biasanya digunakan untuk dinding, plafon, dan bahkan lantai di ruang ICU karena beberapa alasan:

  1. Isolasi Termal dan Akustik: Sandwich panel memiliki kemampuan insulasi yang baik, baik dari sisi panas maupun suara. Hal ini penting untuk menjaga suhu ruang ICU tetap stabil dan mengurangi gangguan kebisingan dari luar yang dapat mempengaruhi kenyamanan pasien.
  2. Ketahanan terhadap Kelembaban dan Bakteri: Karena ruang ICU rentan terhadap kontaminasi dan memerlukan kebersihan yang tinggi, sandwich panel yang digunakan harus tahan terhadap kelembaban dan mudah dibersihkan. Material yang tidak menyerap air dan mudah didisinfeksi sangat disarankan.
  3. Ketahanan terhadap Api: Sandwich panel yang digunakan untuk ruang ICU sebaiknya memiliki tingkat ketahanan terhadap api yang baik untuk meningkatkan keselamatan.
  4. Kekuatan Struktural: Material panel harus cukup kuat untuk menopang peralatan medis yang mungkin dipasang di dinding atau langit-langit.
  5. Pemasangan Cepat dan Mudah: Panel sandwich relatif mudah dan cepat dipasang, yang membantu dalam konstruksi atau renovasi rumah sakit.

Spesifikasi HVAC untuk Ruang ICU

Sistem HVAC di ruang ICU bertujuan untuk menjaga kualitas udara yang optimal, pengendalian suhu, dan kelembaban yang stabil, serta mengurangi risiko infeksi silang. Berikut adalah beberapa spesifikasi penting yang perlu diperhatikan:

  1. Pengendalian Suhu yang Akurat: Ruang ICU memerlukan suhu yang dapat dikendalikan secara tepat untuk memastikan kenyamanan pasien dan mencegah komplikasi medis. Biasanya, suhu di ruang ICU harus dipertahankan pada kisaran 21-24°C.
  2. Sistem Ventilasi yang Efisien: Ruang ICU harus memiliki ventilasi yang baik untuk memastikan sirkulasi udara yang cukup dan penghindaran penumpukan CO2 atau gas berbahaya lainnya. Ini sering kali melibatkan sistem ventilasi terpisah yang dapat mengatur aliran udara sesuai kebutuhan.
  3. Air Filtration: Sistem HVAC di ruang ICU harus dilengkapi dengan filter udara berkualitas tinggi (seperti HEPA filters) untuk memastikan udara bebas dari partikel berbahaya, termasuk kuman dan virus. Filtrasi ini sangat penting dalam mengurangi risiko infeksi nosokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit).
  4. Tekanan Positif: Ruang ICU sering menggunakan sistem tekanan positif untuk mencegah kontaminasi udara dari luar. Sistem ini memastikan udara dari ruang ICU tidak keluar, melainkan udara bersih dan steril masuk.
  5. Kontrol Kelembaban: Kelembaban yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi kenyamanan pasien dan peralatan medis. Oleh karena itu, sistem HVAC juga harus mengatur kelembaban di ruang ICU agar tetap berada dalam rentang yang nyaman, biasanya sekitar 40-60%.
  6. Sistem Pemantauan: Sistem HVAC harus dilengkapi dengan sensor dan perangkat pemantauan untuk memantau dan mengontrol suhu, kelembaban, dan kualitas udara secara otomatis. Jika terjadi perubahan yang signifikan dalam parameter tersebut, sistem dapat memberikan peringatan atau menyesuaikan pengaturan secara otomatis.